Ketika aku
menapakkan kaki pertama kali di kota, aku merasa kecil dengan
kebesaran kota yang begitu megah dan mewahnya kehidupan orang kota.
Aku
datang dengan pikiran polos dan merasa terbelakang, aku datang membawa budaya
desa yang ramah dan suka menyapa, aku datang dengan membawa kebiasaan hidup
rukun orang desa, aku datang ke kota membawa kebiasaan hidup orang desa yang
suka saling berbagi susah dan senang.
Inilah kota. Tempat yang telah aku diami puluhan tahun lamanya, sehingga aku paham betul mengenai hiruk pikuk kehidupan orang kota. Kehidupan yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan yang tentram dan damai orang desa.
Inilah kota. Tempat yang telah aku diami puluhan tahun lamanya, sehingga aku paham betul mengenai hiruk pikuk kehidupan orang kota. Kehidupan yang sangat jauh berbeda dengan kehidupan yang tentram dan damai orang desa.
Sebenarya aku
sangat mendambakan kembali dan hidup di desa. Hidup yang santai, udara bersih,
kebersamaan, kerukunan dan gotong royong yang masih terjaga. Akupun yakin
mengapa? hidup di desa susah berkembang, itu sesungguhnya karena
desa masih memegang teguh budaya leluhurnya dan sangat selektif terhadap budaya
baru yang masuk yang hanya akan merusak tradisi mereka.
Inilah jalan hidupku. jalan hidup yang sudah ditentukan oleh Yang Maha Kuasa. Aku harus bisa menerima, aku harus bisa beradaptasi, aku harus bisa menyesuaikan diri, aku harus bisa mengikuti ritme hidup orang kota, Walaupun sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Dan yang paling penting adalah, aku tidak boleh meninggalkan budaya desa yang telah mengakar dihatiku.